Hadits-Hadits Dhaif (Lemah)& Maudhu (Palsu) Yang Banyak Beredar Pada Bulan Ramadhan


HADITS PERTAMA,

TENTANG GANJARAN ORANG YANG MELAKSANAKAN
IBADAH PUASA DAN SHALAT TARAWIH

عَنِ النَّضْرِ بْنِ شَيْبَانَ قَالَ لَقِيتُ أَبَا سَلَمَةَ بْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ
فَقُلْتُ حَدِّثْنِي بِحَدِيثٍ سَمِعْتَهُ مِنْ أَبِيكَ يَذْكُرُهُ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ
قَالَ نَعَمْ حَدَّثَنِي أَبِي أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَكَرَ شَهْرَ رَمَضَانَ
فَقَالَ شَهْرٌ كَتَبَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ وَسَنَنْتُ لَكُمْ قِيَامَهُ
فَمَنْ صَامَهُ وَقَامَهُ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا خَرَجَ مِنْ ذُنُوبِهِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ

“Dari Nadhir bin Syaibân, ia mengatakan,
‘Aku pernah bertemu dengan Abu Salamah bin Abdurrahman rahimahullâh, aku mengatakan kepadanya,
‘Ceritakanlah kepadaku sebuah hadits yang pernah engkau dengar dari bapakmu
(maksudnya Abdurraman bin ‘Auf radhiyallâhu’ anhu) tentang Ramadhân.’
Ia mengatakan, ‘Ya, bapakku (maksudnya Abdurraman bin ‘Auf radhiyallâhu’ anhu)
pernah menceritakan kepadaku bahwa Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam
pernah menyebut bulan Ramadhân lalu bersabda,
‘Bulan yang Allâh Ta’âla telah wajibkan atas kalian puasanya dan aku menyunahkan buat kalian shalat malamnya.
Maka barangsiapa yang berpuasa dan melaksanakan shalat malam dengan dasar iman
dan mengharapkan ganjaran dari Allâh Ta’âla, niscaya dia akan keluar dari dosa-dosanya
sebagaimana saat dia dilahirkan oleh ibunya”.
(HR Ibnu Mâjah, no. 1328 dan Ibnu Khuzaimah, no. 2201 lewar jalur periwayatan Nadhr bin Syaibân)

Sanad hadits ini lemah, karena Nadhr bin Syaibân itu layyinul hadîts (orang yang haditsnya lemah), sebagaimana dikatakan oleh al-Hâfizh Ibnu Hajar rahimahullâh dalam kitab Taqrîb beliau rahimahullâh. Baca lebih lanjut